EGOSENTRIS

KameliaBakri08
3 min readJun 19, 2020

Hai teman-teman gimana kabarnya ? makasih yah sebelumnya sudah setia membaca tulisan hasil review buku yang sudah aku baca. Kali ini aku bakal review lagi karya tunggal dari kak Syahid Muhammad “Egosentris” yup ini merupakan novel pertamanya setelah berkolaborasi dengan kak Stefani Bella. Egosentris merupakan novel yang bergenre romance meskipun demikian tapi setelah aku menyelesaikan membaca novel ini sepertinya tak hanya perihal romance tapi juga nilai-nilai spritual dan dunia psikologi kembali dihadirkan oleh kak Syahid Muhammad. Sepertinya ini sudah menjadi ciri khas dari setiap novel yang dituliskannya.

Lanjut… kita bakal membahas perihal isi dari cerita novel tersebut nah sebelumnya atur posisi duduk yang senyaman mungkin jangan lupa bernapas hehe canda!. Lansung saja nah alur cerita yang dihadirkan oleh penulis begitu apik, berkali-kali perasaanku seolah-olah di aduk-aduk oleh penulis karena plot ceritanya yang misterius. Bab-bab pertama kamu bakal dibikin sedikit bingung oleh penulis berlanjut terus ke bab-bab selanjutnya isi kepalamu akan menerka-nerka selanjutnya gimana lagi yah ? plot apa lagi yah ? konfliknya apa lagi nih ? jadi aku jamin kamu nggak akan ngantuk baca novel ini haha. Tiap bab kamu bakal bertemu dengan puisi-puisi manis yang tersirat akan makna dalam banget, kalau doi dalam juga nggak yah sayangnya wkwk, next… kalau boleh jujur ehh kan iya nggak boleh bohong wk, jujur pas endingnya itu penulis berhasil menumpahkan air dari kelopak mataku wkwk, kok bisa ? yah soalnya itu tadi jalan ceritanya benar-benar nggak terduga huhu dalam banget aku juga makin banyak memiliki sudut pandang perihal depresi, gangguan mental pokoknya yang berbau kesehatan mental. Penasaran kan ? wkwk novel ini juga sudah masuk cetakan kedelapan loh sejak Februari 2020 dan nggak heran jika novel ini sudah menduduki posisi bestseller.

Oke lanjut…. Jadi dalam novel ini ceritanya ada tiga seorang sahabat namanya Fatih, Fana dan Saka. Menariknya diantara mereka memiliki idealisme masing-masing, maksudnya apa ? mereka memiliki sudut pandang masing-masing yang bisa dianggap benar pun juga bisa dianggap salah. Perangai Fatih yang misterius, dingin, moodnya yang kadang naik turun tak jarang membuat kedua sahabatnya Fana dan Saka selalu gemas bahkan geram dengan tingkahnya itu. Fana perangainya yang selalu sabar menerima perbedaan pendapat dari kedua sahabatnya itu, Fana sosok yang selalu menetralisir diantara keduanya sedangkan Saka merupakan sosok kebalikan dari Fatih yup, Saka suka menjaili Fatih maupun Fanah. Disisi lain Saka juga memiliki kebisaan menarik dari kedua sahabatnya yaitu suka bepergian baik itu ke gunung atau ke pantai. Sosok Saka disini aku pikir sama dengan sosok Saka yang ada di novel pertama dan kedua Kak Syahid Muhammad yaitu “Kala” dan “Amor Fati” sebelum bertemu dengan Lara wkwk kok flashback. Dibalik idealisme yang mereka miliki pun mereka juga memiliki masing-masing masalah yang diam-diam mereka sembunyikan dan disini penulis benar-benar piawai memainkan konflik-konflik yang dapat membuat pembacanya merasa ikut serta berperan hehe. Oiya sedikit cerita kalau si Fatih itu adalah sosok yang memiliki penyakit mental, nah itulah mengapa aku bilang sedari awal kalau novel ini begitu erat dengan dunia-dunia psikologi.

Pesan yang berhasil tersampaikan dari novel ini adalah kita nggak papa untuk merasa nggak baik-baik aja karena itulah yang membuat kita menjadi manusia, kita ini adalah kecemasan yang mencari tempat pulang, cemas perihal bagaimana dicintai, bagaimana mencintai, bagaimana memberikan yang terbaik, bagaimana tidak melukai orang lain, bagaimana simpati dan bersikap empati yupp pertanyaan-pertanyaan bagaimana-bagaimana itu berhasil terjawab di novel ini. berikut ini salah satu kutipan sajak favorit saya dari novel ini

Pada suatu pertemuan, kita seolah menemukan penjelasan,

dari semua tunggu yang rela kita nantikan tanpa lelah.

Pada suatu kehilangan kita sadar.

Bahwa penjelasan baru saja tiba,

sedang di awal hanyalah pertanyaan yang menjelma menjadi jawaban.

Akhirnya kita tidak lebih dari potongan rindu,

sisa tanya yang tak sempat bertemu kepastian.

Keburu habis digerus tanya demi tanya,

Dari satu kepergian menuju kepergian lain.

Hidup tak pernah rumit,

yang rumit hanyalah rasa syukur.

Karena kita selalu mempertanyakannya.

Selamat membaca guys, ingat jangan hanya baca sampai koma tapi bacalah sampai titik! tuntaskan!.

--

--

KameliaBakri08
KameliaBakri08

Written by KameliaBakri08

Freelance Content Writer |Merawat Ingatan Dengan Menulis| Terimakasih Telah menemukan 🌱 Salam Hangat 🌻

No responses yet