(Kedahsyatan Memberi Dan Menerima)

Respect Yourself

KameliaBakri08
4 min readSep 27, 2020

Patricia Spadaro adalah penulis buku “Respect Yourself” yang diterbitkan oleh Esensi Erlangga Group. Buku ini diterjemahkan oleh Marina Sofyan, adapun judul asli dari buku ini adalah Honor Yourself: Inner art of giving and receiving.

Siapa sih itu Patricia Spadaro? Dia seorang penulis buku pengembangan diri dan praktik spritual. Buku-bukunya sudah diterjemahkan kedalam delapan belas bahasa dan sudah diterbitkan di lebih dari dua puluh lima negara di seluruh dunia. Patricia juga seorang pelatih penerbitan, penulis lepas dan editor eksekutif.

Lebih lanjut mari kita mereview bukunya. Nah, untuk buku ini tidak terlalu tebal hanya 276 halaman dan kamu bisa menyelesaikan buku ini sekali duduk jika bersungguh-sungguh ingin membacanya. Sesuai judulnya respect yourself maka buku ini termasuk dalam buku self improvment.

Ada empat judul besar dalam buku ini dan setiap empat judul memiliki sub-sub bagiannya. Bagian pertama(penuhi diri sendiri dan hargai kebutuhan batin anda) penulis menjelaskan bahwa sebelum memenuhi kebutuhan orang lain lebih baik penuhi dulu kebutuhan diri sendiri, bukan karena kita egois tapi dengan memenuhi kebutuhan lebih dulu artinya kita menghargai diri.

Terlebih Patricia menekankan untuk selalu mendengarkan kata hati kita, dengarkan suara-suara yang ada dalam diri kita tanpa mengabaikan orang-orang disekitar. Patricia mengatakan bahwa jika kita berusaha untuk melakukan terlalu banyak hal secara bersamaan maka hal tersebut mungkin membuat kita kehabisan napas seperti penggambaran Drucker tentang mereka yang menyerah kepada pola pikir bahwa mengatakan “ya” untuk semuanya adalah yang terbaik tapi batasan yang sehat bukanlah pilihan tetapi sesuatu yang “terpenting.” Katakan tidak jika kapasitas kita tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut alih-alih berkata ya berujung pada tersiksanya batin karena kapasitas kita tak bisa mengimbangi.

MITOS

“Tekad saya untuk tetap sibuk dan kemampuan saya untuk terus melakukan lebih banyak hal menunjukkan bahwa saya kuat.”

MANTRA

“Ketenangan menciptakan kekuatan”

Bagian kedua(terbukalah dan hargai hati anda), Patricia menyatakan bahwa kita adalah seorang kreator. Setiap hari hidup kita di anugrahi dengan energi agar bisa melaksanakan yang kita inginkan. Energi yang membuat jantung kita terus berdetak, kita bisa bernapas dan terus memberi kita stamina dan ketika kita bisa mengarakannya melalui pikiran, perasaan, dan interaksi dengan orang dan ini merupakan anugrah kepada kehidupan.

Masyarakat pada umumnya memberi dan menerima terjadi ketika menyerahkan sesuatu yang berbungkus (materil). Padahal kita akan selalu memiliki sesuatu untuk diberikan. Baik itu sebuah senyuman, kata-kata penghargaan, perspektif, uluran tangan, kemahiran spesial atau bahkan kerelaan untuk mendengarkan.

MITOS

“Tindakan saya setiap hari tidak banyak memengaruhi orang lain”

MANTRA

“Apa yang saya berikan dan bagaimana saya memberikan bisa mengubah dunia dan saya selalu memberi dan mengajari dengan tindakan saya”

Bagian ketiga(bebaskan diri anda dan hargai akhir dari sesuatu) bagian ini penulis akan membawa kita pada cerita-cerita inspiratif. Menuntun kita menemukan berbagai cerita yang bermakna, bagaimana memberi respons yang tepat terhadap pelecehan. Membuka pikiran kita perihal cinta bukan hal yang plin-plan atau pasif. Pricia mengatakan ketika kita menentukan batas dan mengakahiri sesuatu yang tidak sehat, kita bisa melakukannya dengan terus terang dan tegas dengan penuh kasih. Ketika kita tidak memilih untuk membenarkan perilaku orang yang menyakitkan maka disitulah kita menghargai diri sendiri dan sekaligus kita menjunjung tinggi nilai terbaik dalam diri orang tersebut.

MITOS

“Untuk mencintai, saya harus merangkul semua yang datang kepada saya dengan tangan terbuka”

MANTRA

“Kadang-kadang, hal paling indah yang saya lakukan adalah mengatakan tidak dan menyingkir”

Bagian keempat(puji diri sendri dan hargai pendapat sendiri) dan juga terdapat lembar bacaan untuk perenungan diri. Menurut Patricia bahwa siapa diri kita selalu lebih penting daripada hanya sebatas label yang menggambarkan apa yang kita lakukan. Mistikus spanyol dari abad enam belas, Teresa dari Avila mengekspresikan kebenaran itu dengan “Tuhan tidak begitu peduli dengan pentingnya pekerjaan kita sebagaimana Dia peduli dengan cinta yang menyertai saat pekerjaan itu dilakukan.” Lebih lanjut Teresa “peluang yang paling penting bukanlah melakukan hal-hal yang besar melainkan hal-hal kecil dengan cinta kasih yang besar.”

“Apakah kita menamainya sebagai kesalahan ketika seorang bayi berjalan terhuyung-huyung dan jatuh terduduk lagi dan lagi sebagai bagian dari proses belajar cara berdiri diatas kaki sendiri. Apakah bayi yang tak kenal lelah itu atau orang tuanya memandang upayanya yang kikuk itu sebagai suatu kesalahan? Tentu saja tidak. jadi, mengapa kita harus kesal terhadap diri sendiri ketika kita berada di dalam proses menguasai kemahiran hidup tertentu? Mengapa kita semakin menghakimi diri sendiri ketika kita dalam proses mempelajari? Mengapa kita harus patah semangat ketika kita masih mengasah seni batin dalam memberi dan menerima?. “ Bahkan seorang genius yang paling hebat pernah di wawancarai oleh seorang wartawan tentang bagaimana rasanya mengalami kegagalan ribuan kali sebelum berhasil menemukan bola lampu dan jawaban Edison “Saya tidak gagal, saya menemukan sepuluh ribu cara yang belum berhasil.”

MITOS

“Logika dan evaluasi praktis akan membawa saya menuju kebenaran.”

MANTRA

“Logika memang perlu, tetapi untuk membuat keputusan terbaik saya juga harus mendengarkan suara batin saya dan memercaya diri sendiri.”

Semoga membantu!

--

--

KameliaBakri08
KameliaBakri08

Written by KameliaBakri08

Freelance Content Writer |Merawat Ingatan Dengan Menulis| Terimakasih Telah menemukan 🌱 Salam Hangat 🌻

No responses yet